Sejarah Awal Hari Raya Idul Fitri

www.sditarrahmahlumajang.sch.id - LUMAJANG, Sejarah hari raya Idul Fitri tidak bisa lepas dari dua peristiwa, yaitu peristiwa perang badar dan hari raya masyarakat jahiliyah.


Pertama, awal mula dilaksanakannya hari raya Idul Fitri pada tahun ke-2 Hijriah. Saat itu bertepatan dengan kemenangan kaum Muslimin dalam perang badar. Kemenangan itu menjadi sejarah bahwa di balik perayaan Idul Fitri ada histeria dan perjuangan para sahabat untuk meraih kemenangan dan menjayakan Islam. Oleh karenanya, setelah kemenangan diraih umat Islam, secara tidak langsung mereka merayakan dua kemenangan, yaitu kemenangan atas dirinya yang telah berhasil berpuasa selama satu bulan, dan kemenangan dalam perang badar.

 

Kedua, sebelum Islam datang, kaum Arab jahiliyah mempunyai dua hari raya yang dirayakan dengan sangat meriah. Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa asal-usul disyariatkannya hari raya ini tidak lepas dari tradisi orang jahiliyah yang mempunyai kebiasaan khusus untuk bermain dalam dua hari, yang kemudian dua hari itu oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diganti menjadi hari yang lebih baik, dan perayaan yang lebih baik pula, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. 


Rasulullah ﷺ bersabda:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ لِأَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ يَوْمَانِ فِي كُلِّ سَنَةٍ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَلَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ قَالَ كَانَ لَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا وَقَدْ أَبْدَلَكُمْ اللَّهُ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الْأَضْحَى

Artinya, “Dari Anas bin Malik, Rasulullah ﷺ bersabda, kaum jahiliyah dalam setiap tahunnya memiliki dua hari yang digunakan untuk bermain, ketika Nabi Muhammad ﷺ datang ke Madinah, Rasulullah bersabda: kalian memiliki dua hari yang biasa digunakan bermain, sesungguhnya Allah telah mengganti dua hari itu dengan hari yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha” (HR Abu Dawud & an-Nasa’i)


Anas radhiyallahu ‘anhu berkata,

قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْمَدِينَةَ وَلأَهْلِ الْمَدِينَةِ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَقَالَ « قَدِمْتُ عَلَيْكُمْ وَلَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ يَوْمَيْنِ خَيْراً مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ النَّحْرِ

“Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari raya untuk bersenang-senang dan bermain-main di masa jahiliyah. Maka beliau berkata, “Aku datang kepada kalian dan kalian mempunyai dua hari raya di masa Jahiliyah yang kalian isi dengan bermain-main. Allah telah mengganti keduanya dengan yang lebih baik bagi kalian, yaitu hari raya Idul Fithri dan Idul Adha (hari Nahr)” (HR. An Nasai no. 1556 dan Ahmad 3: 178, sanadnya shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim sebagaimana kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth).


Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy’ari dalam kitabnya Risalah fil Aqaid menjelaskan bahwa dua hari yang setiap tahunnya digunakan untuk pesta pora oleh kaum jahiliyah itu disebut dengan hari Nairuz dan Marjaan. Dalam setiap tahunnya, dua hari ini digunakan untuk pesta pora, dan di isi dengan mabuk-mabukan dan menari. Dikatakan, bahwa Nairuz dan Marjaan merupakan hari raya orang Persia kuno. Setelah turunnya kewajiban puasa Ramadhan, Rasulullah ﷺ mengganti Nairuz dan Marjaan dengan hari Idul Fitri dan Idul Adha. Tujuannya, agar umat Islam mempunyai tradisi yang lebih baik dan sejalan dengan apa yang disyariatkan oleh Allah subhanahu wata'ala.” (Lihat, Risalah fil Aqaid, juz 3, h. 68)


Begitulah sejarah Hari Raya Idul Fitri dan juga Idul Adha yang sekarang kita peringati. Beruntunglah kita semua memiliki dua perayaan yang istimewa ini, semoga keberkahan senantiasa bersama kita semua. 




Pemerintah Tetapkan Idul Fitri 1 Syawal Jatuh pada Senin 31 Maret 2025

www.sditarrahmahlumajang.sch.id - Kementerian Agama (Kemenag) menggelar sidang isbat (penetapan) awal Syawal 1446 Hijriyah di Auditorium HM Rasjidi Kantor Kementerian Agama Jakarta pada Sabtu (29/3/2025). Dalam konferensi pers hasil sidang isbat, Menteri Agama (Menag) Prof KH Nasaruddin Umar mengumumkan dan menetapkan 1 Syawal 1446 H atau Idul Fitri jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.


Beliau menyampaikan, posisi hilal hari ini di seluruh Indonesia masih di bawah ufuk dengan ketinggian berkisar minus 3 derajat 15 menit 47 detik sampai dengan minus 1 derajat 4 menit 37 detik. Sudut elongasi 1 derajat 12 menit 89 detik, hingga 1 derajat 36 menit 38 detik. Dengan demikian secara hisab data hilal pada hari ini belum memenuhi kriteria hilal MABIMS.


Alhamdulillah, awal puasa dan lebaran tahun ini serentak dengan PP Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). Sama dengan pemerintah, Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) mengumumkan Idul Fitri 1446 H jatuh pada 31 Maret 2025. Tidak ada lokasi yang berhasil melihat hilal karena posisinya masih di bawah ufuk. Berbeda dengan pemerintah dan NU yang menggunakan metode rukyat, PP Muhammadiyah telah lebih dulu menetapkan Idul Fitri 1446 H jatuh pada 31 Maret 2025. Penetapan ini berdasar pada hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.


Semoga keberkahan untuk bangsa Indonesia, dengan bersamanya pelaksanaan awal puasa dan juga hari raya Idul Fitri tahun ini semakin mempererat ukhuwah Islam. Aamin ya Robbal 'Alamin.


Minal Aidzin wal Faizin, Mohon Maaf Lahir dan Batin.








Selamat Tinggal Ramadhan yang Penuh Kemuliaan, Selamat Datang Syawal yang Membawa Perubahan

www.sditarrahmahlumajang.sch.id  - Pernahkah kita merenungkan mengapa Allah mempertemukan kita dengan bulan Ramadhan?


Terlintaskah dalam hati kita apa maksudnya Allah memberi kesempatan kepada kita merasakan Ramadhan?


Benarkah hanya kebetulan saja kita masih melihat Ramadhan tahun ini, padahal Allah telah bersumpah dalam Surat At-Thalaq ayat 3,

قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

"Sungguh Allah telah menjadikan segala sesuatunya menurut rencana (takdir)"


Jadi bukan karena kebetulan Allah memilih kita untuk mendapat pendidikan dari Ramadhan, saat sebagian hamba-Nya yang lain tidak mungkin lagi mendapatkannya selama-lamanya, karena mereka telah tutup usia. 


Lalu apakah rencana Allah tersebut? Saksikanlah jawabannya yang begitu lembut ini dalam Surat Al-Baqarah ayat 268,

وَاللَّهُ يَعِدُكُم مَّغْفِرَةً مِّنْهُ وَفَضْلًا

"Allah menjanjikan untukmu ampunan dari-Nya dan berbagai tambahan (fadhilah)"


Betapa Pemurahnya sifat Allah yang digambarkan dalam ayat tersebut. Allah hanya ingin mengampuni dosa-dosa kita, dan Allah ingin kita menjadi manusia yang semakin bertambah. 


Apanya yang bertambah? Salah satunya adalah ibadah yang bertambah. Iya, mari kita sadari bahwa Dia Yang Menciptakan kita, begitu ingin melihat ibadah kita bertambah setelah Ramadhan ini. 


Karena itu mari kita bangun impian agar Syawal ini menjadi langkah awal. Tidak perlu bertambah sampai sempurna, yang penting bertambah secara kualitas maupun kuantitas dibandingkan sebelumnya.


Taqobbalallahu minna wa minkum, Taqobbal Yaa Kaariim.


Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 H,

Mohon maaf Lahir dan Batin.

Lebaran Saatnya Sambung Rasa Dengan Sesama

www.sditarrahmahlumajang.sch.id -Dilansir Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Lebaran berarti hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal setelah selesai menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan. 


Ada empat arti Lebaran menurut bahasa Jawa, Betawi, Sunda, dan Madura. Dalam bahasa Jawa, kata 'Lebaran' berasal dari kata "wisbar" yang berarti sudah selesai (dalam hal ini sudah selesai menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadan). Kata "bar" sendiri merupakan bentuk pendek dari kata "lebar" yang artinya selesai dalam bahasa Jawa.


Sedangkan oleh orang Betawi kata 'Lebaran' dimaknai berbeda. Kata 'Lebaran' berasal dari kata "lebar" yang bisa diartikan luas atau merupakan gambaran keluasan hati setelah menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadan, dan kegembiraan saat hari kemenangan tiba.


Kemudian dalam bahasa Sunda, kata 'Lebaran' berasal dari kata "lebar" yang artinya melimpah. Lalu dalam bahasa Madura, kata dasar 'Lebaran" adalah dari kata "lober" yang berarti tuntas.


Makna Lebaran

Dilansir laman resmi Kemenkeu berikut 5 penguraian makna 'Lebaran', yaitu:

  1. Lebaran bermakna, di hari raya kita perlu lapang dada. Sifat lapang dada merupakan sifat untuk meminta dan memberi maaf kepada sesama.
  2. Lebaran bermakna luberan, artinya meluber atau melimpah. Yang bisa diartikan melewati batas daripada batas yang sudah ditentukan. Seperti luber maafnya, luber rezekinya dan lain-lain. Oleh karena itu luberan berubah menjadi Lebaran.
  3. Lebaran bermakna laburan, dalam bahasa Jawa artinya mengecat. Sebab kebiasaan orang Indonesia dalam menyambut hari raya, adalah dengan mengecat rumah supaya tampak indah. Dari kebiasaan laburan inilah, Lebaran menjadi kata yang kerap digunakan dan disandingkan dengan Idul Fitri.
  4. Lebaran bermakna leburan. yang dalam bahasa Jawa berarti menyatukan. Artinya, diharapkan selepas Ramadan kita mampu meleburkan diri kita kepada sifat-sifat Tuhan. Contohnya dengan sabar ketika diterpa ujian.
  5. Lebaran merupakan plesetan dari liburan. Di kalender nasional, hari raya Idul Fitri adalah tanggal merah yang merupakan hari libur. Sebab itu muncul ucapan yang berulang kali diucapkan. menjadi awal munculnya istilah Lebaran.


Dari semua makna lebaran, ada yang berkesan untuk kita renungkan, bahwa lebaran adalah saatnya untuk sambung rasa dengan sesama, terutama dengan kerabat dekat, tetangga, teman, dan tentunya dengan sesama manusia.


Kiranya tidak berlebihan jika kita sambungkan dengan hadits berikut ini:

“Mukmin itu mudah akrab dan enak diakrabi. Dan tidak ada kebaikan pada orang yang tidak suka mengakrabi, tak nyaman pula diakrabi.” (HR Ahmad, Al Hakim, dan Al Baihaqi dari Abu Hurairah).


Imam Al Munawi memberikan penjelasan hadits ini dengan,

“Mudah akrab dan enak diakrabi karena kebaikan akhlaqnya, kemudahan wataknya, dan kelembutan perangainya.”


Sebaliknya, tidak ada kebaikan pada orang yang susah akrab, “Karena lemah imannya, keras hatinya, dan kejam perangainya.”


Tempatkanlah orang lain pada posisi terhormat dalam akal dan hati kita. Bangunlah hubungan yang baik dengan tepat, gunakan empati dan berkomunikasilah sesuai konteks. Karena hal-hal yang dapat diterima di suatu tempat, bisa jadi justru dianggap tidak sopan (tidak patut) di tempat lain.


Simak dengan sungguh-sungguh apa yang orang lain katakan, sopan dan hormat, tdak memotong kata-katanya, dan menangkap pesan-pesan yang disampaikan baik melalui ucapan maupun isyarat lainnya.


Dengan demikian, mari kita jadikan Lebaran tahun ini bukan sekedar tradisi tahunan, melainkan momen berharga untuk mempererat tali persaudaraan dan menciptakan kenangan indah yang akan selalu dikenang.


Mari jadikan setiap percakapan bermakna, setiap perjumpaan penuh arti, agar Lebaran tahun ini meninggalkan kesan mendalam di dalam hati. Kata orang Jawa itulah yang disebut "Sambung Rasa".


Selamat merayakan Lebaran, 1 Syawal 1446 H.


Taqobbalallahu minna wa minkum.

Semoga Allah menerima amal kita semua. Aamiin.




Lakukan Ini Agar Akun Whatsapp Kamu Aman


www.sditarahmahlumajang.sch.id - TIBA-TIBA DAPAT KODE OTP MASUK?!‼️⚡ Hati-hati! Itu salah satu indikasi akun kamu lagi diretas 💥


Bahayanya, data-data kamu bisa diambil atau bahkan kontak-kontak pelangganmu kamu bisa dimanfaatin buat dimintain duit 😫💸


Biar ga diretas, segera aktifin Verifikasi Dua Langkah di WhatsApp⚡

1️⃣ Buka Pengaturan WhatsApp

2️⃣ Klik Akun > Verifikasi dua langkah > Nyalakan atau Atur PIN

3️⃣ Masukin PIN 6 digit yang kamu mau, lalu konfirmasi

4️⃣ Masukin email-mu (direkomendasikan) atau klik Lewati kalau ga mau nambahin email 

5️⃣ Konfirmasi alamat email, lalu klik Simpan atau Selesai


Nah begitu ya, silakan dicoba!!!

Peristiwa Perjuangan Kemerdekaan Indonesia yang Terjadi saat Bulan Ramadhan

www.sditarrahmahlumajang.sch.id - Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh berkah dan keutamaan bagi umat Islam. Selain menjadi bulan ibadah dan puasa, bulan Ramadan juga menjadi saksi sejarah bagi bangsa Indonesia. Ada beberapa peristiwa penting dan bersejarah yang tercatat pada saat bulan Ramadan yang berkaitan dengan perjuangan kemerdekaan dan peristiwa penting bagi bangsa Indonesia.


Peristiwa itu tercatat mulai dari proklamasi kemerdekaan hingga Agresi Militer Belanda I. 


Berikut penjelasan selengkapnya:


1.Peristiwa Rengasdengklok (8 Ramadhan)

Melansir dari Ensiklopedia Sejarah Indonesia, Pada hari Kamis, 16 Agustus 1945 (8 Ramadan 1334 H), pagi hari, golongan muda menjemput Soekarno dan Hatta untuk dibawa ke markas PETA di Rengasdengklok, sebuah kota kecil di sebelah utara Jakarta. Golongan muda ini berdalih hendak melindungi Soekarno dan Hatta karena dikhawatirkan akan terjadinya pemberontakan dan peperangan antara PETA dengan sisa-sisa tentara Jepang.


Awal mulanya terdapat perbedaan pendapat antara golongan tua yang tetap menghendaki agar kemerdekaan dibicarakan terlebih dahulu melalui PPKI, dengan golongan muda yang menghendaki agar proklamasi kemerdekaan segera dilaksanakan tanpa melibatkan PPKI yang merupakan bentukan Jepang.


Golongan muda dengan tokohnya diantaranya Sjahrir, Chaerul Saleh, Wikana, Sukarni, B.M. Diah, dan lain-lain, sempat menemui Soekarno dan Hatta selaku golongan tua yang dipercayai sebagai pemimpin PPKI. Dalam perbincangan ini Soekarno dan Hatta masih ragu dan tetap menginginkan agar proklamasi kemerdekaan harus dibicarakan oleh anggota PPKI lebih dahulu.


2. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (9 Ramadan)

Pembacaan Naskah Proklamasi


Seperti yang dilansir dari laman Kementerian Sekretariat Negara, peristiwa penting yang pertama terjadi di Indonesia ketika bulan Ramadhan adalah proklamasi kemerdekaan. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia jatuh pada 17 Agustus 1945. Ternyata peristiwa tersebut bertepatan dengan bulan Ramadan tepatnya pada 9 Ramadan 1334 H. 


Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan RI membuktikan bulan Ramadan memiliki makna khusus bagi rakyat Indonesia. Ada hal menarik lainnya. Bung Karno ternyata meminta saran dari beberapa ulama dalam mempersiapkan kemerdekaan. Tanggal 17 Agustus merupakan saran yang diberikan oleh K. H Abdoel Moekti yang merupakan ulama Muhammadiyah.


3. Pengesahan UUD 1945 (9 Ramadan)

Melansir dari buku Peran Agama Islam dalam Revolusi Indonesia karya Achmad Notosoetardjo, setelah proklamasi kemerdekaan RI dilakukan pada tanggal 17 Agustus 1945 M (9 Ramadhan 1364 H) maka diperlukan adanya landasan hukum dalam penyelenggaraan negara, susunan pemerintahan serta pembentukan lembaga negara. Dengan kesadaran akan kondisi tersebut, maka pada tanggal 18 Agustus 1945 M (10 Ramadhan 1364 H).


Pengesahan UUD tersebut dilakukan dalam sidang PPKI sekaligus merevisi Piagam Jakarta. Revisi tersebut mengubah kalimat ‘Ketuhanan dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluk-Pemeluknya’ menjadi ‘Ketuhanan yang Maha Esa’.


Selain itu, terdapat beberapa hasil dari rapat PPKI tersebut yakni Pengesahan RUUD 1945 menjadi UUD 1945, Pengangkatan Presiden dan Wakil Presiden serta pengesahan KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) sebagai lembaga negara yang merupakan cikal bakal menjadi DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) saat ini.


4. Agresi Militer Belanda I (3 Ramadhan)

Melansir dari laman Universitas Islam An-Nur Lampung, Agresi Militer Belanda di latar belakangi oleh kekalahan Belanda dalam Perang Dunia II yang berdampak langsung pada lesunya ekonomi di Negeri Belanda. Untuk mengembalikan gairah ekonominya, Belanda membutuhkan stimulus berupa tersedianya sumber-sumber barang bernilai ekonomi. 

Agresi Militer Belanda I


Disisi lain, untuk memudahkan rencananya tersebut, Belanda melalui Van Mook berpidato menyampaikan bahwa Indonesia berada di bawah Belanda dalam bentuk pemerintahan persemakmuran. Namun, pernyataan tersebut ditolak mentah-mentah oleh Indonesia karena telah memproklamirkan diri sebagai negara yang merdeka. Lambat laun, kondisi semakin tidak kondusif antara kedua belah pihak dan semakin memanas. Dan pada akhirnya pada 21 Juli 1947 M (3 Ramadan 1366 H) Belanda melancarkan agresinya yang pertama. (/Nur)



Mukhoyyam Al Qur'an Ar Rahmah 2025, Semangat Menjadi Generasi Qur'ani dan Sabiqun Bil Khoirot

www.sditarrahmahlumajang.sch.id - Yayasan Islamic Center Ar Rahmah Lumajang sukses menggelar Mukhoyyam Al Qur'an yang berlangsung selama dua hari, yakni pada tanggal 21-22 Maret 2025 (1446 H). Acara yang diselenggarakan oleh Panitia Ansyithah Ramadhan ini bertempat di lingkungan Pondok Pesantren Tahfidz Qur'an Ar Rahmah, Tukum, Tekung, Lumajang.

Mukhoyyam Al Qur'an ini diikuti oleh 130 peserta yang terdiri dari guru dan karyawan di bawah naungan Yayasan Islamic Center Ar Rahmah Lumajang. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas spiritual dan mempererat ukhuwah antar peserta.

Rangkaian acara yang dilaksanakan meliputi:

 * Halaqah Tahfidz: Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan hafalan dan pemahaman Al Qur'an para peserta.

 * Qiyamullail: Para peserta melaksanakan shalat malam secara berjamaah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

 * Taujihat Robbani: Sesi ini diisi dengan nasihat dan bimbingan dari para senior dan hafidzul Qur'an.


Para peserta tampak antusias mengikuti setiap rangkaian acara. Mereka berharap kegiatan ini dapat menjadi bekal untuk meningkatkan kualitas ibadah di bulan Ramadhan. Semoga keberkahan untuk keluarga besar Arrahmah. (/Humas)


Pondok Romadhon 2025, Mengukir Kebaikan Menggapai Berkah Ramadhan


www.sditarrahmahlumajang.sch.id - Dalam rangka menyemarakkan bulan suci Ramadhan, Panitia Ansyithah Ramadhan SDIT Arrahmah menyelenggarakan kegiatan Pondok Romadhon pada tanggal 17 hingga 18 Maret 2025. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, mulai hari Senin (17/03) pagi pukul 07.00 WIB hingga Selasa (18/03) pukul 08.30 WIB, bertempat di lingkungan sekolah dan sekitarnya.


Kegiatan Pondok Romadhon dibuka dengan khidmat oleh Kepala Sekolah SDIT Arrahmah, Ust. Nurwanto, S.Pd, yang dalam sambutannya menyampaikan pentingnya memperkuat iman dan takwa melalui kegiatan ibadah bersama selama bulan Ramadhan. Beliau juga menekankan agar seluruh peserta bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya dalam belajar dan beribadah.

Acara dilanjutkan dengan materi Wawasan Kebangsaan yang disampaikan oleh Ustz. Asiyah Jamil, S.Pd, yang memberikan pemahaman tentang pentingnya mencintai tanah air dan menjaga kerukunan dalam keberagaman. Materi ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air di kalangan siswa.

Setelah itu, dilanjutkan dengan materi Fiqh Sholat dan Thaharah, yang sangat relevan dengan ibadah sehari-hari selama Ramadhan. Materi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang tata cara sholat dan bersuci, serta memastikan para siswa dapat melaksanakan ibadah dengan benar.

Pada sore harinya, kegiatan dilanjutkan dengan berbagi takjil ke lingkungan sekitar sekolah sebagai bentuk kepedulian sosial. Takjil berupa roti dan minuman diserahkan kepada warga sekitar, serta para peserta berbuka puasa bersama di sekolah. Setelah berbuka, kegiatan dilanjutkan dengan sholat Maghrib, Isya', dan Tarawih berjamaah, yang diikuti oleh seluruh peserta dan guru.

Setelah tarawih, peserta diajak untuk bermain tebak surat sebagai kegiatan yang menyenangkan dan edukatif, diikuti dengan sholat malam (qiyamullail). Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sahur bersama sebelum melaksanakan sholat Subuh dan diakhiri dengan senam bersama di halaman sekolah, serta kegiatan membersihkan lingkungan sebagai bentuk rasa tanggung jawab terhadap kebersihan.

Kegiatan Pondok Romadhon ini diikuti oleh 96 siswa kelas 5 dan 6, yang didampingi oleh seluruh guru SDIT Arrahmah. Selain menjadi sarana untuk memperdalam ilmu agama, kegiatan ini juga mempererat ukhuwah antara siswa dan guru, serta memberikan pengalaman berharga dalam menjalankan ibadah Ramadhan secara bersama-sama.

Semoga kegiatan Pondok Romadhon ini dapat memberikan manfaat spiritual dan menjadi pembelajaran yang berharga bagi seluruh peserta dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan. (/Humas)

SDIT Arrahmah Adakan Kegiatan Berbagi Takjil di Bulan Ramadhan

www.sditarrahmahlumajang.sch.id - Dalam rangka mengisi bulan suci Ramadhan, SDIT Arrahmah menggelar kegiatan berbagi takjil yang berlangsung pada hari Senin, 17 Maret 2025. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai wujud kepedulian sosial dan bentuk amal bersama dalam memanfaatkan waktu bulan Ramadhan dengan berbagi kebaikan kepada sesama.


Kegiatan berbagi takjil ini mendapat dukungan penuh dari Komite Sekolah dan pengurus Paguyuban yang dengan sukarela berinfak untuk kelancaran acara. Sebanyak 1.545 paket takjil yang terdiri dari roti dan teh pucuk disiapkan untuk dibagikan kepada berbagai pihak yang membutuhkan.


Titik Sasaran Pembagian Takjil

  1. Lingkungan Sekolah (Siswa Kelas 5-6 Peserta Mabit Ramadhan) : Takjil dibagikan kepada siswa kelas 5 dan 6 yang mengikuti kegiatan Mabit Ramadhan untuk berbuka puasa.
  2. Masyarakat Tukum  : Takjil juga dibagikan kepada masyarakat sekitar sekolah, sebagai bentuk kepedulian SDIT Arrahmah terhadap lingkungan sekitar.
  3. Masyarakat umum yang melintas di Lampu Stopan JLT. Tukum : Pada sore hari sekitar pukul 15.30 WIB, takjil dibagikan kepada pengguna jalan di lampu stopan JLT. Tukum.


Petugas Pelaksana Kegiatan

  • Lingkungan Sekolah : Pembagian takjil dilakukan oleh siswa-siswi SDIT Arrahmah kelas 5 dan 6 yang didampingi oleh para guru. Anak-anak dengan antusias membagikan takjil kepada teman-teman mereka, serta warga sekitar sekolah.
  • Lampu Stopan JLT Tukum: Pembagian takjil di area lampu stopan dilakukan oleh perwakilan guru dan pengurus Paguyuban SDIT Arrahmah. Mereka secara langsung membagikan takjil kepada masyarakat yang melewati area tersebut.


Kegiatan ini berjalan dengan lancar dan mendapat sambutan positif dari masyarakat Tukum dan masyarakat umum yang melintas. Banyak warga yang mengucapkan terima kasih atas perhatian dan kepedulian yang diberikan oleh pihak sekolah. Selain sebagai sarana berbagi, kegiatan ini juga menjadi momen penting untuk mengajarkan siswa tentang pentingnya berbagi, keikhlasan, serta peduli terhadap sesama, terutama di bulan yang penuh berkah ini.

Dengan adanya kegiatan berbagi takjil ini, diharapkan dapat mempererat tali silaturahim antara SDIT Arrahmah dan masyarakat sekitar, serta membawa keberkahan bagi semua pihak yang terlibat. (/humas)

Peringati Nuzulul Qur'an, SDIT Arrahmah Gelar Khotmil Qur'an Secara Daring Melalui Gmeet

www.sditarrahmahlumajang.sch.id - Dalam rangka memperingati Nuzulul Qur'an, Panitia Ansyithah Ramadhan SDIT Arrahmah menggelar kegiatan Khotmil Qur'an yang dilaksanakan pada hari Ahad, 16 Maret 2025. Kegiatan ini diselenggarakan secara daring melalui platform Google Meet mulai pukul 20.10 hingga 21.30 WIB.


Acara Khotmil Qur'an ini diikuti oleh seluruh guru SDIT Arrahmah dan perwakilan pengurus paguyuban dari kelas 1 hingga kelas 6. Untuk mempermudah pelaksanaan dan agar semua peserta dapat mengikuti dengan khusyuk, kegiatan dibagi menjadi dua majelis. Masing-masing majelis bertugas untuk menuntaskan satu kali khatam Al-Qur'an, sehingga keseluruhan peserta berkesempatan untuk berpartisipasi dalam membaca dan mengkhatamkan Al-Qur'an secara bersama-sama.


Acara ini dibuka oleh Kepala SDIT Arrahmah, Ust. Nurwanto, S.Pd, yang dalam sambutannya menyampaikan pentingnya memperingati Nuzulul Qur'an dengan memperbanyak membaca Al-Qur'an dan merenungkan makna-maknanya. Beliau juga mengajak seluruh peserta untuk memanfaatkan momen bulan Ramadhan ini untuk lebih dekat dengan Al-Qur'an dan meningkatkan kualitas ibadah.


Pada pukul 21.30 WIB, acara Khotmil Qur'an ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Ust. Zainul Fuad, MA, sebagai tanda syukur atas selesainya membaca Al-Qur'an dan memohon keberkahan serta rahmat Allah SWT untuk seluruh peserta dan keluarga besar SDIT Arrahmah.


Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk komitmen SDIT Arrahmah dalam menanamkan kecintaan terhadap Al-Qur'an pada seluruh siswa dan warga sekolah. Selain itu, kegiatan ini juga berfungsi sebagai wadah untuk mempererat tali silaturahim antara guru, pengurus paguyuban, dan seluruh warga sekolah dalam suasana yang penuh berkah. (/Humas)

Desain Oleh Masnur Masnur Belajar | Spesial Buat SDIT Ar Rahmah